Memasuki musim penghujan di penghujung 2019, gw tidak memiliki kekhawatiran berlebih. Selain karena di periode 2018-2019 gw tidak mengalami kebanjiran, saat itu juga baru ada pergantian kepemimpinan di DKI, jadi berpikirnya mereka pasti bekerja maksimal di awal-awal. Tapi ternyata perkiraan gw salah, banjir periode 2019-2020 tercatat sebagai banjir terburuk selama gw tinggal disini. Berikut ini adalah beberapa catatan tentang banjir 2019-2020 sebagai pengingat dan bahan evaluasi menghadapi musim penghujan berikutnya.
Banjir #1: 31 Desember 2019 – 1 Januari 2020
- Hujan mulai turun di sore hari tanggal 31 Desember 2019
- Turun deras selama kurang lebih 2 jam, lalu kemudian mereda
- Hujan tidak berhenti sama sekali, tapi berubah menjadi rintik
- Hujan mulai deras kembali di jam 21.00 berlangsung sampai jam 00.00 kemudian kembali mereda
- Dini hari sekitar jam 03.00 hujan kembali deras dan baru mereda kembali jam 07.00
- Sekitar jam 09.00 pagi hujan baru benar benar reda, dengan kondisi masih mendung
- Total sekitar 15 jam hujan berlangsung, tanpa jeda…hanya berubah menjadi rintik
- Dari berita tercatatat curah hujan ini tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 377/mm hari di Jakarta
- Air mulai masuk rumah dini hari sekitar jam 05.00 dan terus meninggi sampai hujan berhenti sekitar jam 09.00
- Walau curah hujan terburuk, kedalaman banjir “hanya” sebetis orang dewasa di dalam rumah
- Di komplek air mulai surut di bagian yang tinggi menjelang malam jam 18.00
- Air mulai surut di rumah sekitar jam 00.00 dan mulai signifikan surutnya saat subuh jam 05.00
- Air benar-benar surut jam 08.00
- Total waktu dari hujan berhenti sampai mulai surut: 15 jam
- Total waktu dari hujan berhenti sampai surut total: 24 jam
- Daerah terdampak di Jakarta tidak semasif banjir terdahulu, tapi efek bagi daerah terdampak lebih parah
Banjir #2: 7 Februari – 8 Februari 2020
- Hujan mulai dini hari sekitar jam 00.00
- Mereda sebentar, kemudian mulai deras sekitar jam 03.00
- Hujan semakin deras mulai jam 05.00
- Air mulai naik sekitar jam 06.00
- Hujan mulai mereda jam 07.00 dan kemudian berhenti total jam 09.00
- Total durasi hujan 9 jam tapi dengan jeda
- Durasi hujan pertama 2,5 jam, durasi hujan kedua 6 jam
- Air masuk rumah jam 07.00 tapi hanya sampai halaman depan saja, dapur masuk karena rembes dan hanya becek se tapak kaki
- Air mulai surut 2 jam kemudian, sekitar jam 11.00
- Air benar-benar surut jam 13.00
Banjir #3: 22 Februari – 23 Februari 2020
- Hujan mulai sekitar jam 23.00
- Tidak ada jeda, hanya mereda sebentar kemudian besar lagi
- Air mulai masuk rumah jelang pagi sekitar jam 05.00
- Ketinggian air sama dengan banjir #1 sebetis orang dewasa
- Air mulai surut tengah malam
- Air mulai benar-benar surut, pagi sekitar jam 06.00
- Banjir ini lebih parah dari banjir #2 tapi belum separah banjir #1
Banjir #4: 24 Februari – 25 Februari 2020
- Sepanjang sejarah, baru kali ini mengalami banjir back to back
- Sebelumnya banjir besar satu kali, kemudian ga banjir lagi
- Hujan mulai turun jam 23:30
- Hujan berhenti jam 09.00 ke esokan harinya
- Total durasi hujan: 9 jam 30 menit, tanpa jeda
- Air mulai masuk rumah jam 05:30
- Durasi air masuk setelah mulai hujan: 6 jam
- Air mulai surut sekitar jam 22.00
- Air surut total jam 06.00
- Total waktu tunggu dari hujan berhenti sampai benar-benar surut sekitar 15 jam
Lesson learned:
- Waspada apabila hujan terjadi tanpa jeda lebih dari 2 jam
- Mulai persiapkan barang-barang kalau hujan berlangsung lebih dari 5 jam
- Hujan terjadi biasanya jelang tengah malam
- Tahun 2020 sampai ke depan, akan mungkin terjadi banjir lebih dari 1kali
- Sebaiknya persiapkan rumah, mulai sebelum musim penghujan. Jadi ketika musim penghujan datang sudah siap
- Tidak usah buang-buang waktu menguras air atau bersih-bersih sebelum air surut, biarkan dulu air surut. Tunggu sekitar 12jam
Beberapa dokumentasi:
note: foto feature di postingan, courtesy of kompas