Andri menjelang CP:3
Curiosity is real bastard, you can’t master it…you just drawn to it…it will take you to places and give you amazing experiences and it will kill you if you’re not careful.
Caption from documentary film “Curiosity” by TNF
The Reason
Rasa ingin tahu merupakan penggerak utama saya dalam melakukan apapun, bisa dibilang hampir semua keputusan dalam hidup saya di dasari oleh rasa ingin tahu. Mulai dari yang sepele semacam dimana saya akan ngopi sore nanti atau yang lebih serius seperti karir apa yang akan saya geluti saat menyentuh umur tertentu. Rasa ingin tahu juga yang membuat saya memutuskan untuk ikut di Nusantarun chapter 4, ya…se simpel itu, Cuma ingin tahu apakah saya kuat menempuh jarak lebih dari 42k. Terdengar shallow memang bila dibandingkan dengan alasan teman-teman lain, yang ikut demi pendidikan atau masa depan generasi penerus..but hey that’s what I am and I won’t sugar coat it.
Awal September tersebar info di beberapa whatsapp grup bahwa akan pembukaan pendaftaran untuk nusantarun chapter 4 dan tanpa keraguan sedikitpun saya mendaftar…ga tau lari dari mana kemana, jaraknya berapa, tujuan nya apa…saya cuma ingin tau aja apakah saya bisa. Saya langsung japri teman saya Danan, mengajaknya untuk jadi rekan relay…awalnya dia ragu dengan alasan jaraknya jauh dan harus ijin keluarga ..tapi dengan sedikit persuasi dan bilang ini bukan race jadi bisa rada nyantai akhirnya di bersedia jadi teman relay…dan dari sini semua drama dimulai.
TIdak ada kata mundur
Pertengahan September saya dapat email dari panitian NR bahwa saya diterima dan saat itu pula keraguan mendera, banyak alasan membuat saya menjadi ragu mulai dari perasaan tidak yakin karena ini jarak terjauh saya dalam berlari dan saat itu saya pun sudah mendaftar race lain yang cukup penting bagi saya; Bromo Tengger Semeru 30k. Keraguan pun ternyata di rasakan teman relay saya, danan…berulang kali dia japrik dengan kalimat yang sama “jadi ga nih brok?” sampai pada akhirnya 30 menit sebelum waktu registrasi tutup saya bilang ke diri saya…”f**k it..ga ada kata mundur” saya ingat betul saat itu hari jumat dan sayapun mengarang bebas di aplikasi NR, kirim foto dan transfer 10 menit sebelum waktu tutup.
Setelahnya bukan membuat semuanya lebih mudah, saya malah semakin gugup. Rentetan email dari NR tidak pernah saya baca, hanya saya tandai dan kemudian pilih sudah dibaca, grup telegram juga ga pernah saya lihat…saya terlalu gugup…
Selesaikan apa yang dimulai
Aktifitas saya di bulan September sampai November sangat padat, saya resign dari kantor dan memulai usaha sendiri. Jadwal saya bekerja tidak lagi bisa diprediksi, jika sebelumnya rutinitas sudah terbentuk; datang jam 7, pulang jam 4…sabtu minggu bisa libur dan santai. Saat memulai usaha, jam kerja saya jadi tidak menentu. Terkadang satu hari penuh dengan meeting tanpa ada jeda sedikitpun atau bahkan harus stay di tempat klien di luar jam kerja seharusnya. Akhir pekan pun seringkali dihabiskan untuk urusan pekerjaan, ritme kehidupan berubah 100%.
Di bulan November saya menyelesaikan race Bromo Tengger Semeru 30k dengan buruk, kurang intensnya latihan membuat saya harus finish 30 menit setelah waktu yang ditentukan. Hasil ini secara langsung menyadarkan saya kalau saya kurang persiapan akan memberikan hasil yang buruk, sayapun mulai mencari tau tentang rute dan teknis nusantarun…yep 4 minggu jelang pelaksanaan saya baru mempelajari gimana nanti NR berlangsung…hahaha…
Saat itu keinginan untuk mundur dari NR pun juga sempat terbesit, saat itu saya bilang ke danan…”nan jelang hari H kita bilang aja mencret…jadi kalo mundur ga terlalu hina” hahaha… walau alasan itu dengan konyolnya disetujui oleh danan, tapi untung nya tidak jadi diambil. Ga ada alasan…kita harus menyelesaikan apa yang kita mulai.
Donasi? donasi apa?
Dua minggu jelang pelaksanaan NR saya baru mulai set up page donasi dan mengatur akomodasi dan transportasi. Dengan waktu sesingkat itu, apa saya bisa mengumpulkan donasi sesuai target? jawabnya ga tau…hahaha….saya hanya mencoba dan berpikir…masa sih ga ada yang mau nyumbang…
Saya membuat page donasi sejelas dan selangkap mungkin, saya juga membuat semacam mapping siapa saja yang kira-kira saya kejar dan siapa yang saya coret untuk meminta donasi. Saya tidak melakukan blast massal tapi melakukan pendekatan personal, untuk teman-teman yang di rasa akrab saya pakai cara semi nodong…haha…dan booyah..dalam waktu seminggu personal goal saya sebesar Rp.3.500.000 dapat terpenuhi. Semangat saya semakin membara mengetahui personal goal donasi tercapai, tidak ada lagi kecemasan..malah saya semakin tidak sabar untuk berlari.
The D Day
Jelang start di balai kota cirebon
Bersama partner lari dari CP1 – CP 2
Saya adalah pelari relay pertama yang akan menempuh jarak 72,3k dan akan mulai berlari jam 22:00. Perlu diketahui saya adalah pelari lambat tapi saya tau juga saya mampu menahan lapar, kantuk dan lelah untuk jangka waktu yang lama. Jadi strategi saya sederhana, terus bergerak…jangan tidur, jangan makan ….asal terus bergerak walau lambat pasti akan nyampe. Sebenarnya saya lebih suka berlari sendiri, karena bisa bebas mengatur pace dan bebas juga menentukan kapan harus narik kapan harus berhenti. Tapi di grup telegram NR disarankan untuk tidak berlari sendiri, akhirnya setelah bertanya siapa yang bisa barengan, saya pun mendapat teman untuk berlari bersama.
Partner lari saya adalah Mbak Ethel dari Bogor Runners, beliau sebelumnya mengingatkan bahwa dia berlari sangat lambat dan bertanya apa yakin mau bareng? saya menjawab ga masalah karena ini toh bukan race…dan saya akan coba mengikuti pace nya.
Saya dan mbak ethel pun mulai berlari dengan pace yang lambat..bahkan lebih lambat dari pace nyaman saya, mungkin sekitar pace 9 atau 10. Di 3km pertama kami benar-benar urutan terakhir, sampai kemudian ada satu pelari yang kami lewati di km 5 atau 6…sampai kemudian di km ke 10 kami mulai melewati beberapa pelari yang mulai berhenti dan jalan.
Kami sampai di CP 1 (13km) tengah malam atau hampir 2 jam kami berlari, seperti strategi awal saya untuk tidak berhenti terlalu lama…kami pun bergegas, mbak ethel mengisi botol minumnya sementara saya memakan gel energi (gu gel) pertama saya. Selanjutnya kami mulai berlari sampai dengan km 25, saat itu suasanya sangat gelap…pitch black..beruntung beberapa kali kami ditemani oleh volunteer dari klub motor. Jarak ke CP2 sekitar 15km dan hampir setengah nya kami lakukan dengan cara lari 2k kemudian jalan 1k begitu seterusnya sampai CP2, saat cek in di CP2 saya bertemu om yok…teman dari Krunners yang baru saja mau lanjut dan melihat banyak pelari yang terlihat tersiksa dan letih bahkan ada yang sampai terkapar tak berdaya, sementara saat itu saya merasa biasa aja..segar malah.. disini saya mulai berpikir…maan…this strategy actually works…I passed bunch other runners…yang kebanyakan sudah jalan karena kelelahan karena terlalu nge-gas di awal.
Selepas CP 2 saya memutuskan untuk coba berlari sendiri, saya mencoba untuk sampai ke CP3 sebelum matahari terbit dan bisa solat subuh disana dengan bilang sebelumnya ke mbak Ethel tentunya…and you know what…saya berlari dengan sangat nyaman, energi tersimpan dengan baik di km awal dan saya mulai berlari dengan sangat nyaman….sempat berhenti di tengah lari karena melihat pelari terbaring di pinggir jalan (yang kemudian saya tau, itu chai dan yaya).
Selanjutnya rutenya sangat indah, kiri kanan sawah yang terhampar luas, pemandangan yang jarang di jumpai khususnya untuk orang Jakarta seperti saya. Saya mampu berlari dengan pace 7 saat itu, saya merasa sangat bersemangat. Sayangnya menjelang memasuki CP 3 matahari mulai terbit dan keinginan untuk solat subuh tidak tercapai, di CP3 bertemu teman-teman Krunners.. disana ada novi, jejes dan om yok yang nampak menahan sakit. Sekitar 45menit kemudian mbak Ethel tiba dan langsung mengantri ke physio, saya mengajak untuk berlari bersama kembali, tapi dia mempersilakan saya untuk mulai duluan, sekitar jam 08.00 pagi saya mulai berlari lagi…dan bagian terberat dari rute ini akan dimulai.
Rute neraka
Beberapa saat setelah cek out di CP 3 tepatnya di km 47 jam saya mati, biar tidak demotivasi saat itu saya berlari dengan mengikuti tanda-tanda yang saya buat sendiri. Misalnya saya akan mulai berlari dari pohon pisang sampai ke jembatan di depan…kemudian break jalan sampai tanda kuning disana.Disini pula saya memakan gu gel yang kedua… Sampai sekitar 3km saya tidak menjumpai pelari..dan setiap lewat kerumunan warga atau anak-anak pasti ditanya “mas ini perlombaan apaan?” atau “mas mau kemana?” ada satu bapak bapak yang sampai menghadang jalan untuk bertanya…dan tentunya berusaha saya jawab dengan jelas tapi tetap singkat.
Matahari mulai terasa terik saat mulai memasuki kawasan komersil, entah di mana dan jam berapa. Dipikiran saya saat itu hanya nasi padang surya Benhil dan coca cola dingin, yha…daripada mikirin berapa lama lagi COT atau berapa jauh lebih baik miikirin bagaimana enaknya nasi padang..hahaha..
Saat memasuki daerah di sebelah kali, yang bisa saya lakukan adalah jalan cepat…energi terkuras habis dan udara sangat panas…satu-satu penyemangat disini adalah sign yang menunjukan jarak ke indomaret terdekat. Mobile support dari beberapa komunitas sangat membantu disini, yang saya ingat adalah dari EJR dan Maem…tawaran aqua dan teh botol nya saat itu sangat-sangat membantu. Disini juga saya bertemu dengan novi dan jejes, saat itu jejes terbaring menahan sakit dan novi bilang kakinya sudah kaku dan tidak bisa di gerakan. Akhirnya kami bertiga melanjutkan perjalanan sampai dengan jalan setapak semi trail.
Dengan susah payah saya melalui jalur ini, di beberapa bagian jalur dipakai warga untuk memilin tambang atau memanen bawang, jadi sama sekali tidak bisa dilarikan. Saya tiba di CP 4 sekitar jam 11:30, memutuskan untuk mandi disini agar badan terasa segar dan juga memutuskan untuk mengganti baju dan kaus kaki agar terasa lebih nyaman. Sekitar 40menit kemudian saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, sebelumnya saya memakan gel energi juga untuk last push sampai ke finish…hanya tersisa 9,20km mustinya tidak terlalu sulit.
Beberapa km menuju finish rutenya masih jalan setapak, saya berusaha untuk tetap bisa jogging agar tida terlalu memakan waktu lama. Kemudian setelahnya memasuki pemukiman warga, disini saya merasa awkward aja sih, berasa aneh aja dengan segala kostum pelari melewati rumah warga…yang sedang melakukan berbagai macam aktifitas…..dan perasaan awkward berusaha saya lawan dengan sekedar menegur, bilang permisi atau basa basi nanya arah jalan (yang sebenarnya masih jelas petunjuknya). Setelah rute pemukiman warga, melewati jalan setapak lagi sejauh 1km dan kemudian rute jalan raya yang sangat panjang dan menyiksa.
Jalan raya ini dilewati oleh kendaraan besar baik angkutan penumpang atau angkutan barang, terkadang saya harus mengalah berjalan di pinggir setelah di klakson dari belakang. Saat itu saya merasa jalan raya ini ga berujung, ada lagi..ada lagi…ada lagi…. sempat merasa kebingungan dan berpikir bahwa saya tersasar, bahkan terpikir untuk memutar balik ke arah berlawanan. Halu…
Saya memutuskan untuk berhenti dan menunggu pelari lain untuk lewat, paling tidak…meyakinkan saya bahwa saya menempuh jalur yang tepat dan ada sedikit motivasi dengan melihat ada pelari lain di depan. Beberapa menit kemudian beberapa pelari pun lewat, saya pun mulai berjalan mengikuti mereka…ya praktis di 2km terakhir saya hanya mampu berjalan….sampai pada akhinya CP 5 terlihat…masih berjalan gontai sampai ada yang menyemangati kalo finish tinggal beberapa meter lagi.
Saya pun berlari (pelan) berusaha untuk last push dan terlihat keren saat finish…hahaha…Saya menyentuh garis finish jam 14:30WIB disambut oleh anak-anak sekolah…partner relay dan beberapa teman, kemudia saya terbaring…dan bilang…f**k… I did it…
Memang terasa kurang sentimentil, tapi emang begitu sih perasaan nya…I win over my curiosity…you bastard!
Bergegas menjelang finish
Berpose bersama teman-teman Krunners di finish line Purwokerto
SIDE NOTE:
Lesson learned
Nusantarun bukan lah sebuah perlombaan tapi fundraising yang dikemas dengan acara lari TAPI nusantarun tetap memberlakukan aturan-aturan seperti layaknya perlombaan…jadi in between…jadi ini beberapa pelajaran dari saya untuk teman-teman yang akan ikut di chapter berikutnya:
- Persiapkan dirimu:
Rangkaian nusantarun ini sangat panjang mulai dari masa pendaftaran, donasi sampai eveny utamanya. Luangkan waktu untuk berlatih, karena jarak yang ditempuh bukan main-main, persiapkan materi untuk pengumpulan dana, siapkan barang apa saja yang akan di bawa saat lari dari jauh hari. Intinya ikut nusantarun harus NIAT, waktu akan banyak tersita..jangan setengah-setengah.
- Team support:
Keberadaan team support sangat penting, baik itu dalam penggalangan donasi ataupun saat berlari. Memang berlari sendiri tanpa tim support sangat bisa dilakukan, karena itu yang saya lakukan…tapi apabila ada tim yang membantu akan sangat baik. Komunikasikan dengan teman-teman kalian jauh hari sebelum pelaksanaan acara apabila memang ingin dibantu dengan team support.
- Pelajari rute:
Sempatkan untuk melihat peta dan rute berlari, sedikit riset via googling juga akan sangat membantu. Jangan terlalu bergantung pada keberadaan marshal dan marka, akan ada saat dimana kamu benar-benar sendiri.
- NO PRIVILEGE
Sekali lagi, ingat ini bukan race…jadi lupakan privilege yang akan kamu dapatkan di race.Perlu di ketahui juga, sebagian besar yang terlibat adalah sukarelawan…jadi jangan minta yang macem-macem ga perlu lah tas minta di bawain marshal, atau menuntut CP sudah di set up dengan rapi begitu kamu tiba…dengan kata lain..chill bro…
- Donasi, donasi, donasi
Bagi saya pribadi tidak ada pemenang dari nusantarun, semua sudah ambil bagian. Tapi apabila mau dibuat podium, mereka yang berdonasi paling banyak lah yang perlu mendapat apresiasi…toh inti semua ini kan sebenarnya fund raiser/penggalangan dana…bukan melihat siapa yang paling cepat
Gear list
- Shoes: Mizuno Wave Sayonara 2
- Vest: Ultimate direction AK series 2.0
- Jersey: Krunners (custom made)/ATR rainbow (custom made)
- Shorts: Nike
- Socks: Nike anti blister/ 2 pcs
- Caps: Patagonia
- Nutrition: Gu gel 3packs, Tolak angin 4 packs
- Water: 2 bottles equals of 1,5 L (one bottle mineral water, one bottle istonic), refill every CP..stop at various minimarket along the way
- Mandatory item: Rain jacket, emergency blanket, lamp (trijee), headlamp (custom;by NR sponsor), cash money, handphone, charger, 2 power bank, windbreaker